Ketika kita telah menyelesaikan pekerjaan editing video dan sudah yakin bahwa semuanya telah dikerjakan dengan baik, maka selanjutnya kita siap melakukan proses output video melalui suatu proses yang disebut dengan rendering. Banyak pilihan format output video yang kita miliki, dan pilihan kita tergantung pada media penyimpanan (atau distribusi) yang semula kita rencanakan yang sudah harus ditentukan ketika kita memulai suatu proyek editing video. Di bawah ini ialah setting project yang paling lazim digunakan, dengan mentargetkan vcd/dvd sebagai media penyimpanan dan distribusi :
Project Setting : Editing Mode DV PAL Standard 48kHz, timebase 25 fps, ukuran frame 720h 576v, pixel aspect ratio : 1.067, audio sample rate : 48.000 Hz
Dengan project setting di atas, input video kita baik dari hasil impor maupun capture haruslah dalam format yang sama, demikian pula kelak kita bisa ekspor ke dalam format itu pula. Sebaliknya, jika terdapat inkonsistensi antara project setting, file input dan target file output, maka kita akan menemukan kesulitan selama proses kerja maupun saat output, misalnya kecepatan proses yang rendah atau bahkan kegagalan output.
Setelah kita berhasil melakukan output dan mendapatkan file video final, maka langkah berikutnya ialah proses encoding, yaitu semacam proses format ulang atau konversi dari satu format ke format lainnya. Jika kita berencana untuk membuat VCD maka kita perlu melakukan proses MPEG1 VCD Encoding. Serupa dengan itu, kita perlu melakukan proses MPEG2 DVD Encoding untuk keperluan produksi DVD, dan MPEG4 Encoding untuk keperluan distribusi file lewat internet. Jika kita berencana untuk menyimpan file video final ini dalam lokal komputer kita sendiri, maka kita perlu melakukan AVI encoding dengan program compressor tertentu, atau sebagai alternatif ialah mengkonversinya ke dalam format Windows Media Video (ekstension wmv). Dalam format ini kita akan mendapatkan file video dalam ukuran yang lebih kecil tapi dengan kualitas gambar yang optimal.
Pilihan lain yang lazim ialah merekam kembali video hasil editing ke kaset video. Persiapan untuk prosedur ini serupa dengan proses capture video yaitu menghubungkan player video ke komputer. Kali ini komputer bertindak sebagai sumber video dan perangkat lainnya sebagai alat perekam ke kaset. Kita lalu mengaktifkan perintah “Export to Tape” (semoga menu ini tersedia pada software editing video yang Anda gunakan), maka setelah proses perekaman yang berjalan secara realtime yaitu sambil berjalannya video tersebut, kita akan dapatkan hasil akhir dalam bentuk kaset video, bukan file video di hard disk komputer.
Pilihan Anda dalam meng-ekspor video tergantung dari banyak aspek seperti kepentingan proyek, media penyimpanan akhir atau media distribusi yang akan digunakan. Praktek yang lazim ialah mengekspor ke format DV AVI PAL, lalu encoding dan proses selanjutnya hingga mendapatkan video DVD. Selanjutnya, kita melakukan ekspor ke kaset video sebagai back-up master proyek editing kita.
0 komentar:
Posting Komentar