BERJUANG

Wah saya masih bingung mau nulis kayag gimana. yang penting ini punya nya sela kiki 33_X-MultiMedia B. hhehehe..... .

BERBEDA

Semangatwae. aku seneng bisa maen-maen di blog... hhahahahahaha.... :).

TERBANGKAN GARUDA KE ANGKASA

mimpi tak hanya jadi khayalan ketika kita mampu untuk berikhtiar meraihnya... Semangat semua sahabatku. Awal dari kebahagian adalah bermimpi..

SINGKIRKAN KUTU DALAM SAYAPNYA

Aku senanag bisa maen-maen di blog..

MIMPI ITU GAK HARAM

Aku igi jadi yang berbeda.

Senin, 31 Januari 2011

Ricoh CX5 dengan Teknologi Hybrid AF

Ricoh menghadirkan kamera digital wide-angle CX5 yang memiliki perbesaran zoom optik 10,7x (setara dengan lensa 28-300mm) dengan fitur autofokus (AF) berkecepatan tinggi menggunakan sistem hybrid terbaru Ricoh (26/1).

Ricoh CX5 terbaru memiliki AF yang menurunkan waktu serendah 0,2 detik, baik saat jarak terdekat 28 mm maupun pada saat tele 300 mm. Kecepatan ini merupakan separuh dari versi sebelumnya, CX4 yang tentunya karena kehadiran sistem unik Ricoh terbarunya hybrid AF. CX5 menggunakan sensor CMOS 10 megapixel yang dapat memberikan kemudahan pengguna saat mengabadikan gambar dalam keadaaan kurang cahaya.

CHIP Online - Ricoh CX5 dengan Teknologi Hybrid AF

CX5 memiliki 14 jenis mode yang memberikan kemudahan pengguna berkreasi saat melakukan pengambilan gambar. Mode pengambilan gambar makanan (Cooking) yang memberikan kecerahan pada warna sesuai dengan objek yang diabadikan. Mode kembang api (Fireworks) yang dapat menangkap aneka warna letupan kembang api di langit. Mode foto Golf yang dapat mengambil pengambilan foto secara kontinu, yang dapat dipergunakan untuk memeriksa ayunan permainan golf.

Untuk para penggemar foto makro, CX5 hadir dengan mode Zoom Makro yang mampu mengoptimalkan posisi zoom secara otomatis dengan resolusi super-zoom (dengan jarak terdekat 1 cm) untuk memungkinkan objek yang difoto mendapatkan hasil lebih besar dari bentuk sebenarnya. Pengambilan foto dengan mode ini tanpa menurunkan kualitas gambar pada posisi zoom normal.

Untuk menghasilkan foto kreatif, CX5 hadir dengan 6 jenis termasuk seperi jenis foto Soft Focus, Cross Proses, Toy Camera, dan Minitatur. Pada sisi kenyamanan, kamera ini menggunakan LCD 920.000 titik HD dengan layar berukuran 3 inci.

Transfer foto menjadi lebih mudah dengan kehadiran teknologi pada CX5 yang kompatibel dengan kartu Eye-Fi (X2 Series), yang merupakan kartu memori SD built-in dengan fungsi LAN secara nirkabel. Dengan kehadiran teknologi ini memudahkan pengguna untuk melakukan pemindahan hasil pengambilan gambar menjadi lebih cepat, bahkan dapat mengirimkan foto secara online. Sebuah ikon akan muncul saat kartu Eye-Fi digunakan untuk menampilkan status komunikasi.

Ricoh CX5 memiliki dimensi 102 x 58 x 29 mm dengan bobot sebesar 17 gram (tanpa baterai). Ricoh CX5 hadir dengan 3 warna pilihan yaitu hitam, perak dan merah mu

Minggu, 23 Januari 2011

Output Video


Ketika kita telah menyelesaikan pekerjaan editing video dan sudah yakin bahwa semuanya telah dikerjakan dengan baik, maka selanjutnya kita siap melakukan proses output video melalui suatu proses yang disebut dengan rendering. Banyak pilihan format output video yang kita miliki, dan pilihan kita tergantung pada media penyimpanan (atau distribusi) yang semula kita rencanakan yang sudah harus ditentukan ketika kita memulai suatu proyek editing video. Di bawah ini ialah setting project yang paling lazim digunakan, dengan mentargetkan vcd/dvd sebagai media penyimpanan dan distribusi :
Project Setting : Editing Mode DV PAL Standard 48kHz, timebase 25 fps, ukuran frame 720h 576v, pixel aspect ratio : 1.067, audio sample rate : 48.000 Hz

Software Editing Video


Software editing video yang tersedia di pasaran amat banyak jumlahnya, mulai dari yang gratis dengan kemampuan terbatas (seperti Movie Maker yang merupakan aplikasi standar pelengkap Windows) hingga yang berharga mahal tapi kaya fitur. Sejumlah peralatan video capture atau kamera video menyertakan bonus software editing tersendiri, kadang berupa suatu versi yang memiliki fitur terbatas dibandingkan paket profesionalnya.
Untuk memutuskan software mana yang akan digunakan, sejumlah hal berikut ini perlu menjadi bahan pertimbangan :
1. Untuk tahap awal, ada baiknya Anda menggunakan software murah (atau bahkan free). Software ini pasti memiliki fitur yang amat terbatas, namun pada saat yang sama dapat mendorong Anda agar berkonsentrasi untuk melakukan 3 jenis pekerjaan utama pada editing, yaitu memotong, memilih, dan merangkai ulang gambar.
2. Bujeting. Apakah kegiatan produksi video Anda hanya hobi sewaktu-waktu? atau hobi yang intensif? atau bagian dari pekerjaan? atau pekerjaan utama? atau rencana usaha jangka panjang? Ini akan berpengaruh terhadap kebijakan bujeting.
3. Kompatibilitas terhadap peralatan kamera, komputer dan perangkat lain yang digunakan, termasuk sistem operasi dan program-program yang telah Anda miliki (catatan : Adobe Premiere Pro banyak digunakan karena kompatibilitas-nya yang tinggi dengan Adobe Photoshop sebagai program image editing terpopuler).
4. Fitur yang dimiliki. Termasuk kemampuannya dalam impor dan ekspor berbagai format image/video/audio yang ada.

Kebanyakan software editing memiliki sejumlah fungsi dasar berikut ini :

Video Production Private Course Curriculum


Session I
Participants will be introduced to several types of video products commonly used by video production business units, by reviewing the company profile video, wedding video & event coverage video samples.
Participants will then receive an explanation of the tools of everyday use, among other video camera (with supporting peripherals), FireWire, scanner, color printer, multimedia pc, microphone, cd recorders, also the material that is video cassette (tape), cd / dvd blank, cd label, cover art paper, cd boxes, plastic protector, and others.
Participants will then be a quick look at the workflow of a number of software that are widely used in this field, such as Premiere Pro, Ulead Video Studio, Photoshop, After Effects, 3D album, Illusion, Ulead Cool 3D, ACD See, TMP enc, Nero Burning, VCD Cutter. Participants will also be briefed about the various file format / extension of input and output that will be widely used, ie jpg, tif, tga, png, avi, mov, wmv, mpg, dat, wav, AIFF, mp3.
Participants will then be briefed about the concept of Pre-Production – Production – Post Production, through the documents created in a number of video production projects, starting from the Term of Reference, to the production design, scheduling, scenarios and storyboards to be a reference work during the production process .
Then the participants will see some sample ” video clip remaking ” products, try to appreciate, then get an explanation of the similar production tasks as job duties during their courses.
Then the participants will be given an overview of the curricula and study schedules, as well as goals to be achieved in the activities of this course. Also described the needs of the manpower in this field.
At the end of this first session, participants will have a direct acquaintance with the main program used is Adobe Premiere Pro 2.0. This software will be used to parse a music video clips into a storyboard in a Word file, which is then printed on paper.
Participants will then take home a printout storyboard. Expected to occur the creative process, namely the presence of the idea to give another visualization, that can be produced with all the limitations that exist (skill, property, time, cost, etc.).
Sesion II : Basic Shooting
In classroom, participants will get an explanation about the basic theory of shooting, such as angle, camera movement, the focus of interest, lighting, as shown in drawing examples from the field.
Participants will also get a photocopied sheet of this material for further study at home. As a continuation of the videoclips project, participants will share ideas, and then with the guidance of instructors will begin to formulate it into the form of a synopsis.
Session III : Shooting Practice
At the field, participants will try to exploit the power of visual language by recording images (shooting) an object or event in a short duration (maximum 3 minutes) with the aim that such recordings have clear communication messages that can be understood by the audience without any addition information (text, narration, backsong, etc.).
Example: market hustle, bustle, commerce, the activities in the office, athletes practicing endurance, a funny cat (or lonely), beautiful flower gardens, hard work cleaning the city, etc.
Session IV : Evaluation & Discussion
In the classroom, video recordings which have been transferred, will be presented by each participant, followed by evaluation and discussion. To test the effectiveness of the communication power of visual language, each participant who did the shooting should submit a written message that he wanted to convey through the video recordings.
The video was then shown in class and any other participants will try to interpret the video he witnessed. Level of this visual language effectiveness will be easily known by comparing the message that was written with the meaning of video by viewers.

Session V : Videoclip Pre Production (Production Design)
Once familiar with the field of video production as a result of the four previous sessions, participants will begin the real project, that is pre production of video clips remaking project. Starting from the research, production design, casting, scheduling, to the formulation of scenarios.
Participants will receive the emphasis that the pre-production processes absolutely must be done properly for ease of further processing (production and post-production), that “failure to plan just the same as planning for failure.”
Session VI : Videoclip Pre Production (Storyboard)
Participants will continue the activities of pre-production stage by making  storyboard. Instructors will act as a third person who will do the critics of this storyboard, as an analogy from the world of the real production process.
Session VII : Videoclip Pre Production (Layouting)
After making the necessary revisions, pre-production activities continue to video layout making in a video editing program. This stage is very important since the product output, ie the video layout, will give the “sense” of final product, primarily is the sense of time and appropriation of video and audio.
Session VIII : Shooting
The participants will record the pictures (shooting) with a reference from the storyboard, by running their respective roles as clearly defined in the document production design.
Session IX : Post Production 1 (Digitizing & Basic Editing)
The participants will transfer the results of shooting into each computer. This process can be regarded as digitizing, so be in line with other processes such as scanning and collecting other materials needed. File management will be discussed as important thing.
In this early editing stages, the participants will be briefed about the workflow of the Premiere Pro application, basic tools, and basic functions such as cut-edit, paste, speed, layering. Remaining time can be used for participants to experiment with existing transition libraries. For that will be provided the Pinnacle Alpha Magic files collection, which is required for the transition gradient variations.
Session X : Post Production 2 (Video Effect)
Participants will be introduced to the clip transformation functions and various effects. Participants will exploit these effects to be implemented on his own project, with emphasis given that in reality, these effects are used by professionals to strengthen and clarify the purpose of communication, and not to “damage” the visual language and communication purposes.

Jumat, 21 Januari 2011

Pra Produksi pembuatan film



Desain Produksi

Pada tahap desain produksi ditentukan tujuan produksi, penentuan target-target, penyusunan kru, skeduling proyek, dan sebagainya. Tidak ada rumusan yang benar-benar baku pada tahap desain produksi ini, dan fleksibel tergantung skala proyek produksi. Pada dasarnya, desain produksi ialah tahap pendefinisian proyek sedemikian rupa dalam segala aspeknya sehingga kelak pada akhir proyek dapat menjadi rujukan, apakah proyek produksi yang telah dijalankan telah memenuhi kaidah-kaidah yang telah ditetapkan.

Tujuan Produksi

Misalnya, rencana produksi “profil video perusahaan ABCD” dirumuskan tujuan produksinya untuk memberikan sekilas pandang perusahaan tersebut dimana produk yang kelak dihasilkan akan dibagikan kepada para klien perusahaan serta para prospek klien. Tujuan produksi ini dapat pula dijabarkan secara lebih detil menurut prinsip tujuan komunikasi, dimana di dalam komunikasi setidaknya ada 5 aspek yang harus diperhatikan, yaitu komunikator, komunikan (audiens), materi komunikasi (pesan yang hendak disampaikan), media komunikasi, dan cara penyaluran pesan. Tujuan produksi dapat pula secara spesifik menyebut tujuan-tujuan tertentu, misalnya : tujuan mengikuti festival film Indie, tujuan komersial, tujuan presentasi, dsb. Bahkan untuk sebuah tujuan eksperimental pun, sebaiknya dilakukan perumusan agar perumusan tujuan produksi ini kelak dapat dipakai sebagai rujukan saat menulis jurnal/evaluasi kegiatan.


Kamis, 13 Januari 2011

Facebook deg deg an

Ditulis pada 11 Januari 2011 oleh Brama Setyadi
Jakarta, Selasa – Tahun 2011 sepertinya bakal menjadi tantangan tersendiri buat tim Facebook. Tantangan teranyar adalah tersiar kabar penutupan media sosial yang digagas Mark Zuckerberg ini pada tanggal 15 Maret mendatang. Belakangan, tanggal tersebut “maju” menjadi tangal 15 Januari besok. Hmmm, makin sempit saja waktu yang diberi Facebook agar penggunanya segera bermigrasi.
Berita ini berawal dari artikel mengejutkan yan ditulis Weekly World News tertanggal 9 Januari 2010. “Mark Zuckerberg mengumumkan penutupan Facebook pada bulan Maret. Memanajemen situs Facebook sangat membuat stress,” demikian salah satu potongan kalimat dalam artikel yang ditulis J.B Smitts itu. Ada pula tambahan kata Zuckerberg yang dikutip Weekly World News kira-kira berbunyi seperti ini “I don’t care about the money, I just want my old life back”.
Hanya dalam hitungan menit, berita tersebut menyebar ke seantero dunia maya. Gayung bersambut, beberapa pemilik situs berita dan blogger langsung menerjemahkan dan mempublikasikan berita ini. Twitter dan media blog mikro pun meneriakkan tema yang sama.
Untungnya beberapa situs besar seperti Yahoo segera mencari tahu kebenaran berita tersebut. Lewat portal beritanya, Yahoo! memastikan bahwa berita penutupan Facebook tanggal 15 Januari atau 15 Maret adalah hoax (berita bohong) belaka.
“Jawabannya adalah tidak, tolong bantu kami mengakhiri rumor konyol ini. Kami belum mendapat catatan tentang penutupan situs ini,” kata Larry Yu (direktur komunikasi korporat Facebook) seperti dikutip Yahoo!.
Jika dipikir secara logika, seharusnya berita penutupan Facebook memang sudah harus dikategorikan hoax sejak awal kemunculannya. Apalagi berita ini muncul ketika Facebook baru saja menerima investasi segar sebesar 450 juta dolar dari bank Goldman-Sachs dan 50 juta dolar dari investor Rusia Digital Sky Technologies.

Senin, 10 Januari 2011

Hanya mimpi dan Cerita khayalku

Kini ku telah dewasa…
Semakin dekat waktu untuk menemui ajal
Gerak jarum yang terus berputar
Membuatku terus melangkah kan kaki ku
demi sang mutiara
yang telah menantiku di dalam lautan nan jauh di sana
matahari terus bersinar
hingga petang datang
diganti oleh sang bulan dari ufuk timur
diiringi sang bintang yang bertaburan nan indah
Ku menanti sahabat yang tak kunjung datang
Hanya duduk termenung di keheningan malam
Sendiri dan sepi…..
Hanya ada bayang wajah mereka…
Kini, ku hanya mampu berpikir…
Kapan ku dapat bertemu mereka lagi
 Bercenda gurau..Tertawa bersama
 saat merasakan hukuman dengan mereka
mungkin ku tak dapat memutar waktu kembali
ku hanya mampu berdo’a agar mereka cepat kembali kepadaku
kan ku pegang erat  tangannya dan tak pernah akan
kulepaskan lagi.
                                                                                                          Copyright®SelaPriski©2010

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More